4 Tips Menulis Cerpen Dari Karya Terkenal
Mau di bawa
Cerpen ini?
Ide cerita sangan
diperlukan untuk menentuka cerpen itu bagus atau tidak. Walau kadang pembaca
tidak bisa menebak, lagipula tidak penting bagi mereka, darimana penulis memulai
menyusun sebuah cerita. Tapi sangat beda dengan penulis bagaimana penempata ide
itu bisa membawa cerpen itu bagus atau tidak.
Coba
perhatiakan karya-karya yang sudah terkenal. Lalu apa yang menyebabkan
karya-karya cerpenis legendaris hingga kini ?
Contoh:
Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habibburahman LC
Yang di dalamnya menggambarkan
perasaan cinta yang menyatu dengan ruh, spirit, sosok imajiner yang tersebar secara
merata, utuh, pada semua elemen cerita; Karakter, setting, konflik &
resolusi. Juga Bahasa sosok fisik cerita, moral/pesan adalah sosok psikisnya.
Moral ada tapi tidak teraba.
2. Dialog Yang Logis
Terkadang cerita
lebih hidup dengan dialog, hingga membaca menjadi pengalaman yang mirip dengan
menonton drama atau sinema.
Tapi peran
narasi juga tak boleh dilupakan karena ini mendukung untuk pengantar transisi
antar adegan., Di sini pembaca bisa terbawa dengan ide yang diceritakan oleh
narator (penulis).
Penulis yang
baik ibarat sutradara dibelakang layar, tidak boleh berjejak didalam cerita.
Biarkan karakter berinteraksi dengan pembaca lewat dialog-dialognya. Istilahnya
mengalir alami…
3. Cerpen itu Terus Terang
Cerpen dikatakan
sebagai prosa. Tepatnya prosa naratif fiktif.
Prosa
berasal dari bahasa latin ‘prosa’ yang artinya ‘terus terang’, dimana
bahasa yang dipakai lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Dan kalimatnya
mengalir lugas, sederhana, dan tidak bertendensi menyembunyikan makna lain
diluar arti leksikalnya. Sebagai pembaca, kita ingin membaca cerita, yang meski
fiktif, tidak beda jauh dengan kenyataan yang kita temui.
Bisa
bandingkan dengan Syair. Yang didalamnya banyak manipulasi arti. Sehingga pembaca
meraba-raba artinya. Bahkan pembaca satu dan satunya bisa melahirkan arti yang
berbeda.
Jadi,
pakailah bahasa terus terang yang umum dipahami khalayak.
4. Ending
Senjata
pamungkas. Ibarat resep menulis, ini adalah resep yang turun-temurun dari para
penulis sukses.
Anda sebagai
calon penulis, Coba ingat kembali cerpen yang pernah dibaca.
Bagaimana
menurut anda?
Pembaca
tidak bisa menduga, bahkan tak terpikirkan sebelumnya dan seolah menerima
kejutan itu masuk diakal, tidak klise, apalagi diada-adakan. Dan itulah
hebatnya. Maka wajar kalau tulisan mereka bisa melegendaris.
Ibaratnya
juga, tanpa kejutan diakhir cerita, ibarat sayur tak garam.
Sehingga
menggunakan akhir yang datar, apalagi mengambang itu tak disarankan. Pembaca
menyukai kejutan; ‘ oh,….‘
Semoga tips
ini bermanfaat.
Arsip Yang Terkait
No comments:
Post a Comment