Dari segala pejuru kami datang tuk bersatu. Siang malam tak terasa, suka duka di GMF. Itulah sema-ngat yang menggema di BAM GMF AeroAsia. 09 Agustus 2010, di Managemen Building hitam di atas pu-tih merupakan bukti yang tak terbantahkan lagi. Kecerahan mendung Senin itu merupakan awal kami mengukir langkah menjadi siswa BAM 5 dengan 98 putra daerah dari seluruh pangkuan ibu pertiwi Indonesia. Kebanggaan terpancar pada wajah-wajah kami, yang mana dari sekian banyak pendaftar akir-nya kami bisa masuk GMF. Diikuti rasa kekaguman, kami menjalani orientasi dengan 25 siswa AP 1, 25 siswa AP 2, 24 siswa EA 1, dan 24 siswa EA 2 selama seminggu.
Seragam putih biru polos serta sambutan hangat dari BAM 4 mengawali perjumpaan kami. Begitu ju-ga kebingungan yang tak segan-segan mendekap kami, yaitu Bahasa Inggris. Tapi semangat belajar telah menyingkapnya. Kecanggungan antar kami lambat laun mulai terkikis, sehingga susah senang memadu.
Rerumputan Lerning Services seolah menjadi saksi bisu kegiatan upacara bendera, apel pagi, olah ra- ga, serta hukuman-hukuman karena kesalahan kami. Tapi itu semua dijalani dengan penuh semangat ka-rena kami sebagai calon pemain MRO world class tak boleh getar. Serta para instruktur yang profesio-nal tak hentinya menularkan pengetahuan, serta motifasi yang membakar semangat para siswa yang haus akan kesuksesan. Tiga bulan berlalu, datanglah 43 siswa BAM 6 yang menambah teman perjuangan kami. Begitu juga Rindam Jaya yang merupakan penguat kedisiplinan, mental dan kebersamaan kami. Rasa sa-ling menghargai juga terpacar ketika pergantian perangkat angkatan, dari BAM 4 ke Bam 5. Terpilihnya Sandy Rizky Ramadhan atau tenarnya disebut pampam menjadi ketua dan para anggotanya perangkat angkatan, mereka harus menggantikan estafet tanggung jawab demi kelancaran pendidikan kami. Akhir April 2011 merupakan bagian dari cerita kami, dimana dilakukanya ujian semester yang pertama. Sangat disayangkan, ada teman yang terpaksa berpisah dengan kami sehingga kebersamaan seolah diragukan.
Di bawah komando bapak Ngadirin kedisiplinan terus digalakan. Bersama seragam baru yang kami ke-nakan sanjungan kegagahan seolah terus melempari kami. Tak ketinggalan extra kulikuler yang memben-tuk kesehatan jasmani, rutin kami jalani. Begitu juga mentoring yang membentuk rohani tak henti-henti-nya dikaji. Sebagai wujud syukur dan limpahan rahmatNya, kami sisihkan sedikit untuk adik-adik asuh kami, walaupun tak seberapa semoga bermanfaat.
Semester kedua, semester yang sangat mengetuk hati-hati kami. Di mana belasan saudara-saudara kami harus meniggalkan kami. Harapan yang tadinya jumlah masuk sama dengan jumlah keluar kini sema-kin jauh dari harapan. Tetesan air mata yang terbendung tak bisa mewakili hati yang terjerit. Apa yang dapat kami usahakan? Penyesalanlah yang ada. Maafkan kami teman. Semoga Engkau berhasil walaupun tidak menemani kami. Harapan kami untuk mempertahankan kebersamaan selalu ada. Tapi takdirlah yang berkata lain.
Bantek...bantek...bantek, “pegalaman yang mahal dan kesempatan yang langka” Itulah sanjungan yang tak terlupakan pada kami. Keiklasanpun menjadi teruji, tapi demi GMF yang tercinta ini apa yang kami berikan seolah belum cukup untuk membalas atas apa yang telah diberikanya. Dari datang tidak tahu akirnya menjadi tahu.
Kebanggaan milik kita semua. Setelah bantek, dari yang tadinya berat hati tapi seperti ada angin yang mengembangkan senyuman para siswa. Ucapan terimakasih dan penghargaan dari petinggi di Line Main-tenance menambah semangat kami. Ini semua merupakan buah dari semangat perubahan yang baik para siswa dan usaha para intruktur yang tak henti-hentinya menanamkan attitude. Disusul semester tiga yang menanti, semangat kami semakin melambung untuk manyelesaikan pendidikan.
Lulus yang kian tertunda, serasa menusuki hati. Dengan posisi yang tak pasti, hanyalah kepada pe-nguasa atas segalanya kami bermunajat. Wahai orang tua kami, pujaan hati yang selalu menanti, kami yakin kesuksesan insyaallah pasti.
Dua tahun lebih masa hidup kita tergores di sini dan pastinya tak seringkas tulisan ini. Kebersamaan, kedisiplinan, serta keimanan lambat laun mulai terbentuk, tapi apakah akan sirna setelah kita lulus...? Apakah tinggal catatan kenangan belaka...? Perjalanan hidup kita masih panjang, walaupun tak tau kapan urat nadi akan terputus. Mari kita jaga bersama-sama. Semoga pendidikan kami menjadi berkah. Amiin.
Terimakasih intruktur. Terimakasih GMF. Terimakasih orang tua kami dan tak lupa, terimakasih banyak Allah SWT.
No comments:
Post a Comment